MALU (Al-Haya)
Ada sepasang laki-laki dan
perempuan, lagi memadu kasih ditempat keramaian. Ada orang tua yang lihat dan tiba-tiba
ngomong kebetulan saya dengar, “anak ingusan tidak tau “MALU” berbuat yang
tidak pantas ditempat umum”.
Mungkin diantara kita juga
sering melihat kejadian-kejadian yang kurang pantas, dilakukan diempat umum
seperti kejadian diatas, atau cara berpakaian dan tingkah laku seseorang yang
kurang pantas dilakukan ditempat umum. Dan kitapun mengatakan : Itu orang
seperti tidak punya rasa “MALU”
Apa yang ada dipikiran saya
dan kamu mungkin sama, kita kadang merasa miris dan kasihan melihat orang yang
seolah-olah rasa malunya sudah hilang…..Dan mudah-mudahan itu bukan kita.Amin
Malu
yang bukan pada tempatnya
Di zaman yang katanya modern
ini, banyak remaja, pemuda, bahkan orang tua yang salah menempatkan rasa malu.
Sungguh menjadi ironi, saat
ini standar malu orang kebanyakan adalah materi dan penilaian manusia.
Contoh :
-
Ada pelajar atau mahasiswa, yang merasa malu
berjalan bersama orang tuanya karena orang tuanya orang kampung. Sedangkan dia
orang terpelajar yang sekolah di kota besar. Sehingga merasa malu mengajak
orang tuanya berjalan ke tempat-tempat perbelanjaan dan tempat-tempat lainnya, Karena
tidak mau ketahuan oleh teman-temannya, atau dilihat oleh orang lain.
- Ada juga pelajar atau mahasiswa yang merasa
malu dengan teman-temannya, karena hanya dia yang berjalan menuju sekolah atau
kampusnya, Sedangkan teman-temannya yang lain sudah pakai kendaraan pribadi
atau bahkan ada yangsudah menggunakan mobil pribadi.
- Ada juga yang merasa malu karena masih jomlo,
sedangkan teman-temannya yang lain sudah punya “teman jalan” atau pacar.
- Ada yang merasa malu karena setiap kepesta
atau acara-acara selalu menggunakan baju yang sama.
-
Ada yang merasa malu karena memiliki rumah
yang sederhana, sedangkan tetangga-tetanganya memiliki rumah-rumah yang mewah.
-
Dan masih banyak contoh-contoh yang lain,
yang mungkin biasa kita dengar dari mulut seseorang yang ada disekeliling kita.
Kenapa rasa malu yang
menurut saya kurang tepat (Malu yang bukan pada tempatnya) ini muncul, karena
sudut pandang yang digunakan adalah materi,
masyarakat yang berpikiran materialistis
akan memandang segala sesuatunya dari “MATERI” sihingga muncullah contoh-contoh
yang diatas atau yang serupa lainnya.
Malu
(Al-haya) = Akhlak yang baik
Memiliki rasa malu memang
sangatlah penting, bahkan dalam islam. Seorang muslim sejati haruslah memiliki
rasa malu dan memposisikannya pada tempat yang benar.
Seorang muslim haruslah
menjadikan Islam sebagai tolak ukur rasa malunya, bukan materi atau pandangan
dari orang lain. Sehingga dapat hidup lebih tenang dan berkah.
Intinya adalah seorang
muslim harusnya merasa malu ketika melakukan kemaksiatan, dan ketika tidak
melakukan kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah merasa malu.
Dari Imran bin husain ra, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda :
اَلْـحَيَاءُلاَيَأْتِيْإلاَّبِخَيْرٍ
“Malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan.” (HR.
Bukhari & Muslim)
Malu seseorang akan
dilihat dari tingkat pemahaman dan ketaqwaannya, makin kuat keimanan seseorang
maka rasa malu dalam melakukan kemaksiatan akan sangat besar pula. Ia tidak
akan melakukan maksiat walau itu sekecil buah zarrah, karena rasa malunya.
Pesanku “Jangan malu
karena penilaian orang lain, tapi malulah ketika bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya” Semoga bermanfaat.
Hormatku
+Muhammad Sabran Ingin Ngobrol bersama saya Like Fans Page MS- Muhammad Sabran , Follow Twitter @MuhammadSabran. Telegram https://t.me/SabranTrainer
Posting Komentar untuk "MALU (Al-Haya)"