Sayangi IBU setiap hari
“Di
balik lelaki yang kuat, ada wanita yang hebat.”
Oleh : Muhammad Sabran
Di hati setiap anak, pasti ada porsi
cinta yang tidak bisa tergantikan. Cinta itu hanya untuk ibu. Mohon doa kepada
sidang pembaca sekalian, semoga kelak Allah masih buka gerbang kesempatan
menuliskan buku tentang ibu. Insya Allah.
Coba sebut, para lelaki hebat di dunia
ini. Pasti di belakangnya berdiri wanita yang selalu tegar. Di balik lelaki
yang kuat, ada wanita yang hebat. Begitu pesan pepatah. Ambil contoh
Rasulullah. Lelaki teragung sepanjang zaman. Saat pertama mendapat wahyu,
gemetaran badannya. Beliau menggigil sejadi-jadinya. Pulang ke rumah dengan
wajah pucat pasi. Beruntunglah, di depan pintu telah siap istri nan cantik
jelita, Khadijah. Zammiluni, zammiluni,
zammiluni. Selimuti saya, selimuti saya, selimuti saya, pinta Rasulullah.
Tak banyak tanya, Khadijah lalu membungkus Rasulullah dengan selembar selimut.
Inilah hebatnya wanita, istri solehah. Dia selalu hadir, pada waktu yang tepat.
Menenangkan saat kebingungan berkecamuk. Menghangatkan ketika dingin hati
datang menyergap.
Inilah hebatnya wanita. Apalagi bila
dia sudah menjadi ibu. Di sinilah tercapai kebahagian yang sempurna. Ibu adalah
seorang wanita super. Begitu luar biasanya, sampai-sampai Rasulullah meletakkan
surga di bawah telapak kakinya. Bersama ayah, pelan-pelan, ibu menata istana
rumah tangganya. Indah sekali, melihat mereka mengajarkan kepada kita
anak-anaknya, tentang praktek rumah tangga yang sakinah, mawadah juga rahmah.
Mengajarkan tentang cinta, memang tak perlu banyak bersilat cinta. Karena cinta
itu butuh bukti, bukan sekadar janji. Setuju?
Oke, sedikit tentang ibuku, namanya
Mukhlisa binti Ilyas. Nama ini yang selalu bersenandung di setiap akhir doaku.
Memang harus begitu. Bila nama ibu terlupa dalam setiap doa, maka wajarlah jika
sang anak mendapat predikat: Durhaka. Beliau lahir di Desa Karang Karangan. Ini
tempatnya di Sulawesi Selatan. Tepatnya di Kota Palopo
dan di sana juga beliau dimakamkan. Beliau bertemu dengan ayah, lalu merajut
cinta suci, tanggal 27 Mei 1973. Sudah cukup lama memang. Hingga maut
memisahkan keduanya. Ayah pergi tinggalkan ibu, pada 31 Maret 2011 (38 Tahun). Tidak hanya
di setiap doa, ibu selalu hadir. Dalam training-training yang saya bawakan pun,
cerita tentang ibu mendapat porsi tersendiri. Bahkan harus saya akui, inilah
salah satu momentum terpenting dalam trainingku. Momen saat bercerita tentang
ibu. Jika kisah ini telah tercerita, menderaslah air mata peserta dan air
mataku.
Sadarlah sahabat bahwa ada orang yang teramat sayang
dengan kita. Dialah ibu. Walau, kadang-kadang kita salah menilai. Karena
memang, wujud sayang orang tua itu beda-beda. Ada yang menunjukkan rasa
sayangnya dengan nasehat yang keras. Sampai-sampai, kita mengiranya marah.
Tidak, beliau tidak marah. Justru itu bukti sayangnya dalam bentuk yang
berbeda.
Kalau memang mereka tak sayang, tidak mungkin beliau mau mengandung
dengan berat yang semakin bertambah setiap harinya, berjuang sekuat
tenaga bahkan berhadapan dengan maut saat melahirkan kita. Lalu
untuk apa pula pagi-pagi sudah berjibagu dengan segala perkakas dapur, di kala kita
masih terbaring nyeyak? Jawabannya hanya satu. Itu bukti kecintaan IBU & AYAH
kepada kita, anak-anaknya. . Kalau sudah begini, alasan apalagi yang membuat kita
enggan berbakti kepadanya? Ayo, datangi ibu, jumpai ayah. Ambil, jabat dan cium
mesra tangannya. Memohon maaf atas segala khilaf yang ada. Mumpung keduanya
masih ada di dunia. Karena kelak, akan ada masanya, kita ingin menjabat
tangannya tapi semua sudah tidak bisa. Sebab mereka sudah tak ada. Hanya ada
nisan bertulis namanya dan gundukan tanah, pertanda pusara.
Seperti yang sekarang saya rasakan.
Masih ingin bercengkrama dengan ayah dan ibuku. Akan tetapi, Allah telah
memisahkan kami. Hanya doa dan surah yasin yang bisa terkirimkan untuk beliau.
Juga buku ini yang bercerita tentangnya. Kalau ada keberkahan dan pahala dari
buku ini, semoga Allah juga berkenan mengirimkan untuk kedua orang tuaku, Amin.
Berharap kelak, perjumpaan yang kedua dengannya adalah di surga. Sebuah
pertemuan yang akan abadi selamanya.
Ayah,
ibu, engkau sepasang permata hati, yang selalu aku sayang!
HARI IBU setiap HARI
Silahkan tinggalkan jejak dengan memberikan Komentar.......
Dokumentasi Kegiatan Foto-Foto Training Motivasi bersama Coach Sabran disini πππwww.muhammad-sabran.com/2011/08/hubungi-saya.html
Hormatku
Coach Sabranπ
Posting Komentar untuk "Sayangi IBU setiap hari"