Menikah dulu atau Sarjana dulu !!! Bingung ????
Pembaca yang mulia.
Salah satu hal yang paling menyenangkan dalam kehidupan kita adalah ketika salah satu IMPIAN yang sudah lama kita impikan itu bisa terwujud. Betul ngak....
Salah satu hal yang paling menyenangkan dalam kehidupan kita adalah ketika salah satu IMPIAN yang sudah lama kita impikan itu bisa terwujud. Betul ngak....
Dan
saya yakin kita semua ingin menjadi serjana atau sekolah yang lebih
tinggi lagi, sebagai salah satu hadiah buat ayah dan ibu kita. Maksudnya
?..apa ya !. Orang tua mana sih..yang tidak bangga ketika melihat
anaknya menggunakan pakaian dan toga saat acara Wisuda. Bahkan ada acara
khusus foto bareng keluarga. Weis ...mantap.
Bahkan
disetiap Training Motivasi yang saya isi, salah satu sesi yang paling
menarik adalah sesi IKRAR IMPIAN hidup selama beberapa tahun kedepan
(yang ingin diraih oleh peserta). Dan tidak sedikit yang menuliskan akan
meraih gelar sarjana beberapa tahun kedepan.
" Ya Allah kabulkanlah semua Impian-Impian Kami. Sehingga kami dapat menjadi orang-orang yang SuksesMulia. Amin"
Ketika ada yang bertanya kepada saya :
Bagus mana Menikah dulu baru Serjana atau Serjana dulu baru Menikah ?
Wah kalau mau menjawab pertanyaan ini berat juga, tapi ingat HIDUP ADALAH PILIHAN DAN SETIAP PILIHAN ADA RESIKONYA.
-
Zaman Sekarang - Buat yang sudah cukup umur...(maaf ya yang belum),
belajar aja dulu selesaikan pendidikannya....he...he...Kalau tidak menikah banyak fitnah dan godaannya.
Padahal Islamkan menuntut kita untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan
yang kita miliki. Fakta disekitar kita banyak orang yang tidak mau
menikah, eh malah memilih jalur pacaran yang penuh dengan maksiat. Akibatnya MBA ( Married By Accident) semoga kita tidak mengalami hal tersebut. Amin
Ku ingin berbagi cerita kepada pembaca yang mulia tentang pengalaman Istriku "saat memilih untuk Menikah dulu baru sarjana".
Menurutku
bukan hal yang mudah menyampaikan kepada keluarga bahwa kita ingin
menikah apalagi saat kita masih kuliah. Dan itulah yang dirasakan oleh
istriku saat kami ingin menikah dulu tahun 2011. Bahkan sebagian besar
kakak kandungnya tidak sepakat kalau ia menikah, alasannya sederhana
katanya " Kalau kamu menikah" pasti tidak bisa menyelesaikan pendidikan
atau mendapatkan gelar sarjana. Padahal keluarga sudah mengeluarkan
banyak uang untuk biaya pendidikan agar kamu bisa serjana. Sudah
selesaikan dulu kuliahnya baru menikah. Tapi karena istriku dapat
meyakinkan ayahnya walau sebagian besar kakaknya menolak, TANGGAL 1
OKTOBER 2011 kami resmi sebagai sepasang suami istri. Alhamdulillah
Setelah
menikah dan kami belum dikaruniai seorang Anak. Banyak hal yang kami
alami salah satunya adalah saat kami jalan berdua banyak yang mengira
kami "pacaran", bahkan tidak sedikit yang sinis kepada kami (saya liat
gesturnya) karena banyak yang memalingkan wajahnya saat melihat kami.
Dalam hatiku wajar mereka begitu karena belum mengetahui kami ini
sepasang suami istri. Pasti kebanyakan dari mereka berpikir "
Wah...gawat ada wanita pakai kerudung besar jalan bergandengan tangan
dengan pria". ataukah mereka mungkin berpikir ini cewek maunya diajak
sama cowok padahal pakai kerudung sempurna, atau apalah yang mereka
pikirkan......(makanya kroscek dulu). Tapi saya senang banyak juga yang
langsung bertanya kepada kami " Maaf....Suami Istriki?...Dengan bangga
kami kadang serempak mengatakan sambil tersenyum iye....suami istri....
Saya ingat betul setelah kami menikah istriku masih semester VII, jadwal kuliahnya ada pagi, siang, sore bahkan malam. Saat semester VIII melakukan PBL mengajar di sekolah walaupun saat itu istriku berbadan dua (Hamil), sungguh perjuangan yang luarbiasa menurutku. Saya bahkan melihat ia memaksakan diri untuk pergi mengajar agar bisa meraih Impiannya yaitu serjana secepatnya.
Bahkan istriku harus istirahat kuliah selama 1 semester lebih
hampir 2 Semester karena melahirkan dan membesarkan anak pertama kami.
Tidak hanya sampai disitu perjuangan Istriku (menanggung resiko memilih Menikah dulu baru sarjana). disimak ya...semoga bisa menjadi pelajaran.
Saat
buah hati kami berusia 7 bulan dan masih menyusui, saya terpaksa
berpisah selama beberapa bulan dengan mereka berdua. Karena istriku
mengikuti P2K di Bantaeng, Jadi anak dan Istriku ke sekolah untuk
praktek lapangan selalu berdua, bahkan tidak jarang melakukan pendataan
ke rumah-rumah wargapun istriku selalu membawa buah hati kami. Tapi hal
tersebut menjadi nilai tersendiri buat istriku, karena mampu mengatur
waktu antara mendidik buah hati dan menyelesaikan pendidikannya. Bahkan
buah hatiku menjadi penghibur buat mahasiswa P2K lainnya.
Dan Sepulang dari P2K istriku
harus berjuang lagi menyelesaikan laporan P2Knya, dan walaupun agak
terlambat membuat laporannya karena selalu diganggu oleh sikecil yang
semakin lincah. Akhirnya dapat selesai juga. Perjuangan istriku belum
berakhir masih ada beberapa lagi yang harus dia kerjakan yaitu membuat
proposal + Asistensinya, Mencari judul, membuat skripsi dan ujian meja.
Luarbiasa....
Dan
saat istriku lagi sibuk-sibuknya membuat tugas akhir dan mengurus buah
hati kami yang semakin aktif karena telah berusia satu tahun, kami dapat
kabar gembira lagi dari Ibu Bidan "Kandungan ibu sudah berusia 2 bulan"
Alhamdulillah..sungguh karunia yang luarbiasa, kami akan mendapatkan
anak kedua.
Tapi
buat istriku hal tersebut tidaklah mudah, karena kalau saya sibuk di
Kantor dan tidak dapat menemani ke kampus untuk asistensi tugas
akhirnya, terpaksa beliau berangkat berdua dengan buah hatiku dengan
perut yang semakin membesar. Dan hal tersebutku sangat berat, tapi aku
bersyukur mendapatkan wanita yang luarbiasa semangat mengejar Impiannya
untuk mendapatkan gelarnya.
kami yakin Firman Allah SWT :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6).
Dengan
perjuangan yang cukup berat, kebahagian terpancar dari wajah istriku
sesaat setelah ujian tugas akhir selesai karena saya menemani istriku
ujian tugas akhir.
Dan
tepat tanggal 24 Des 2013, walau kota makassar diguyur hujan lebat,
kami bersama keluarga menghadiri acara wisuda. Alhamdulillah ternyata
istriku dapat membuktikan kepada keluarganya bahwa menikah tidak
menghancurkan Impiannya untuk Serjana.
Saat
wisuda anak pertama kami genap berusia 1 Tahun jalan 5 Bulan, Kandungan
Istriku sudah 7 Bulan. Ya Allah begitu banyak nikmat yang dianugrahkan
kepada kami, tidak ada kata yang pantas kami ucapkan selain memperbanyak
Syukur dan berusaha untuk senantiasa taat kepada-MU. Alhamdulillah...
"
Setiap pilihan yang kita pilih, pasti ada resikonya. Setelah anda
memilih serahkan semuanya kepada Allah SWT, kita hanya bisa berusaha
dengan maksimal "
Semoga bermanfaat.
Hormatku
Muhammad Sabran
Jangan Lupa Like, Follow dan Subscribe Akun SOSMED Saya🙏🙏
Like Fans Page FB Muhammad Sabran
Follow IG @muhammad_sabran
Subscribe Youtube Coach Sabran
Telegram Coach Sabran
Inspiratif ...
BalasHapusAlhamdulillah....
Hapus