Salam Satu Jari Tauhid - Jari Bersyahadat - Tauhid Islam
"Profil dan Wawancara Singkat Ombat Tengkorak Band Tentang #IndonesiaTanpaJIL"
Jumat, (09/03/2012) lalu, ribuan umat Islam dari berbagai elemen dan
ormas Islam serta individu personal menghadiri Apel Siaga Umat Islam
untuk #IndonesiaTanpaLiberal (#IndonesiaTanpaJIL), di Bundaran HI
- Istana Negara (Monas). Aksi yang berlangsung sejak Jumat siang hingga
sore jelang petang berlangsung damai dan berakhir tanpa adanya
sedikitpun kericuhan. Pada aksi damai yang dihadiri sekitar 2000-3000an
massa dari berbagai elemen dan organisasi Islam itu, turut pula dihadiri
sejumlah artis, musisi, dan masyarakat umum. Artis Fauzi Baadila dan
Ombat Tengkorak adalah diantaranya.
Ombat merupakan salah satu musisi rock underground Indonesia yang ikut
hadir dalam aksi Jumat siang itu. Ia merupakan vokalis band underground
bernama Tengkorak. Band Tengkorak yang berisikan lima personel, yakni
Ombat (lead vocal), Haryo ”Yoyok” Radianto (gitar), Budi (bas), Ronie
Yuska (drum), dan Samir (gitar) tergolong band pertama yang mengusung
aliran grindcore ke Indonesia sejak berdirinya pada tahun 1993.
Hebatnya lagi, band Tengkorak juga pernah mencatatkan diri dalam album
kompilasi berjudul It’s a Proud to Vomit Him (1995) bersama
musisi-musisi band underground dunia. Album tersebut dirilis ulang di
tujuh negara dan distribusinya sampai di 28 negara di seluruh dunia.
Namun meskipun mengusung musik underground, band Tengkorak memiliki
corak yang berbeda dengan band-band heavy metal lain. Perbedaan itu
terletak pada prinsip iedologi Islam dan anti-Zionisme yang diusungnya.
Maka meski tampil urakan, jangan kaget jika saat azan berkumandang,
mereka menghentikan aktivitasnya dan shalat terlebih dahulu.
Bagi mereka, Islam tetap nomor satu jika dibandingkan dengan apa pun.
Berbeda dengan lirik lagu metal lain yang bertema anti Tuhan, memuja
setan, dan kebebasan. Lirik-lirik lagu Tengkorak justru bersumber dari
sirah nabawi, Al Quran, dan hadis Rasulullah. Ombat menyebutnya sebagai
perjuangan anak band underground untuk berjihad dengan musik.
Ombat, sebenarnya memiliki nama lengkap Muhammad Hariadi
Nasution. Tak banyak yang menyangka kalau ternyata dia lulusan Magister
Hukum (S-2) Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta. Ia juga tercatat
sebagai Advokat. Bahkan ia menyandang jabatan Ketua Lembaga Bantuan
Hukum Muslim Indonesia (LBHMI). Ia juga merupakan Wakil Ketua Kongres
Advokat Indonesia (KAI) Provinsi Banten.
Ombat boleh dibilang sebagai manusia multiprofesi. Selain
menjadi musisi dan pengacara KAI, pria kelahiran Jakarta, 11 April 1973,
itu juga anggota aktif Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin)
sekaligus Direktur Utama PT. Sebelas April Lian Mipro yang bergerak di
bidang event organizer, promotor, dan merchandise. Pria berkepala
plontos dengan jenggot lumayan tebal itu bahkan juga tercatat duduk
sebagai anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Melalui dia-lah komunitas underground Indonesia ia ajak untuk mengganti
salam metal tiga jari dengan salam satu jari. Salam satu jari telunjuk
ke arah langit itu kini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diikuti
jutaan pencinta musik metal di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Salam
telunjuk itu adalah idenya yang berarti tauhid, yakni percaya kepada
satu Tuhan: Allah. Maka tak salah jika Band Tengkorak yang memiliki
ratusan ribu fans fanatik di Asia Tenggara tersebut dikenal sebagai agen
aliran musik tauhid underground.
Jumat lalu (09/03/2012), di tengah riuh ramai peserta aksi #IndonesiaTanpaLiberal
di Bundaran HI - Monas, MuslimDaily.Net berkesempatan sedikit
mewawancarainya berkenaan dengan pemikiran dan gerakan liberalisme.
Berikut transkrip petikan wawancara kami:
MD: Bang Ombat, Anda ini khan artis atau pemusik underground, tapi
kenapa anda tertarik ikut aksi #IndonesiaTanpaLiberal dengan turun ke
jalan serta ikut long-march segala?
Ombat: Ya, kita turut prihatin lah. Liberalisme ini sudah menjajah
kita, baik secara pemikiran maupun budaya. Sementara kita itu tahu bahwa
liberal itu nggak ada bagus-bagusnya, apalagi yang namanya JIL,
Jaringan Islam Liberal. Islam itu sejak 'lahirnya' sudah Allah
sempurnakan. Islam sudah sempurna titik sehingga sudah tidak perlu lagi
dikasih embel-embel Liberal segala. Sesat itu mereka.
MD: Ok, menurut anda liberalisme itu sesat dan menjajah kita sehingga
harus dilawan. Lalu, apa harapan Anda pasca aksi ini? Apakah Anda akan
terus mendorong masyarakat untuk aksi lanjutan berikutnya?
Ombat: Oh iya. Terus..terus.. dan harus terus. Ini (Aksi
#IndonesiaTanpaLiberal di Bundaran HI-Monas_red) khan aksi umat Islam
sebenarnya. Bukan aksi si ini dan si itu. Ini adalah aksi umat Islam
dari semua elemen. Ini akan kita teruskan. Kalau pemerintah masih saja
diam terhadap para cecunguk-cecunguk dan orang-orang liberal itu, ya
kita akan terus berjuang dan perjuangkan dalam berbagai macam cara.
MD: Jadi menurut Anda orang-orang liberal itu harus dilibas dan
ditolak. Lalu kira-kira apakah Anda punya pesan yang ingin disampaikan
kepada mereka orang-orang Liberal atau JIL tersebut?
Ombat: Kalau gue sih nggak mau lah kasih pesan-pesan khusus buat mereka
(kaum liberal_red) lah. Kalau gue sih cuma ingin bilang ya semoga kalau
Allah tidak memberi mereka hidayah, ya saya berharap semoga Allah
segera melaknat mereka saja. Itu saja. Dan saya berkomitmen sampai
kapanpun bahkan sampai mati sekalipun mereka akan saya lawan dan harus
kita lawan. Kita tidak boleh dan tidak akan takut.
MD: Aksi ini khan dihadiri antara 2000-3000an massa. Namun berdasarkan
pantauan kami via online dan televisi tidak memperoleh liputan dari
media-media mainstream selayaknya aksi #IndonesiaTanpaFPI kemarin yang
meskipun dihadiri 60an orang tetapi justru diliput banyak media
mainstream bahkan secara live. Bagaimana komentar anda mengenai
media-media mainstream itu?
Ombat: Sebentar-sebentar, sebelumnya gue koreksi dulu. Mengenai jumlah
massa yang hadir dalam aksi ini, kalau menurut pandangan gue yang
pengalaman bikin event, aksi ini dihadiri lebih dari 15.000 orang. Gue
bisa bilang begitu karena gue ini event organizer. Gue ini yang punya
PT. Sebelas April Lian Mipro. Jadi gue biasa dan bisa tahu
hitung-hitungan massa di lapangan seperti kayak gini. Itu yang pertama.
Terus sekarang yang kedua masalah media mainstream tadi, kalau menurut
gue sih, kita nggak perlu lah ambil pusing dengan mereka-mereka (media
mainstream_red) itu. Media-media mainstream itu bagi saya nggak penting.
Mereka itu media-media yang sama sekali nggak berpihak kepada umat
Islam. Jadi kesimpulannya media itu bukan media kita.
Kita bisa kok menggunakan media sosial yang lebih gencar dan tanpa
sensor untuk terus senantiasa menyuarakan ide-ide kita umat islam
tentang ideologi Islam ini. Lewat Twitter, Facebook, dan YouTube
misalnya. Jadi kita lebih mengarah ke sana. Saya yakin kalau pun mereka
memberitakan aksi-aksi umat Islam seperti ini paling-paling hanya
sekilas dan diberitakannya hanya dihadiri ratusan bahkan mungkin puluhan
orang saja. Jadi buat apa media-media seperti itu.
MD: Terakhir, apakah pesan Anda untuk generasi muda khususnya kalangan umat Islam di Indonesia tentang liberalisme?
Ombat: Khususnya buat kawula muda. Bangkitlah! Buka mata loe! lepaskan
jaket loe! Mari kita berjuang, terus dan terus berjuang melawan
liberalisme. Gue saja yang masih begajulan gini sadar bahwa liberal ini
sudah masuk merusak bangsa. Masak kita nggak terbukakan mata juga sampai
sekarang? Itu saja.
"INDONESIA DAMAI, TANPA JIL!" pungkasnya tegas sambil mengacungkan telunjuk salam satu jari. (muslimdaily)
"Salam Satu Jari Tauhid - Jari Bersyahadat - Tauhid Islam"
Sumber : Dari berbagai informasi
Silahkan tinggalkan jejak dengan memberikan Komentar.......
Dokumentasi Kegiatan Foto-Foto Training Motivasi bersama Coach Sabran disini πππwww.muhammad-sabran.com/2011/08/hubungi-saya.html
Hormatku
Coach Sabranπ
Posting Komentar untuk "Salam Satu Jari Tauhid - Jari Bersyahadat - Tauhid Islam"