Inspirasi Muhammad al-Fatih
Oleh
Arif
Setiawan
(BKLDK Pasuruan)
Muhammad Al Fatih merupakan pemuda yang mampu mewujudkan salah satu bisyaroh nubuwah. Kisah perjuangannya mampu menjadi inspirasi bagi para pejuang tegaknya syariat Islam dan khilafah dalam mewujudkan janji Allah dan bisyaroh nubuwah. Ada beberapa ibroh yang bisa kita ambil dari kisah selama hidupnya.
Muhammad Al Fatih merupakan pemuda yang mampu mewujudkan salah satu bisyaroh nubuwah. Kisah perjuangannya mampu menjadi inspirasi bagi para pejuang tegaknya syariat Islam dan khilafah dalam mewujudkan janji Allah dan bisyaroh nubuwah. Ada beberapa ibroh yang bisa kita ambil dari kisah selama hidupnya.
Mental al Fatih sejak kecil
Sejak
kecil pada diri al Fatih sudah ditanamkan jiwa pemimpin terbaik,
penakluk Konstantinopel, anak yang kelak akan mewujudkan sebuah
bisayroh nubuwah. Syaikh Aaq Syamsudin, secara istiqomah mengajarkan
dan mengulang-ulang bisyaroh nubuwah, kisah jihad dan futuhat para
shahabat dan pendahulu al Fatih yang ingin menaklukkan
Konstantinopel, serta yang terpenting adalah ketaatan totalitas pada
Sang Kholiq. Sejarah telah mencatat, bahwa semenjak baligh hingga
akhir hidupnya al Fatih tidak pernah meninggalkan shalat rowatib dan
sholat tahajud, selama hidupnya ia menjadikan syariat selalu didepan
matanya dan berusaha jangan sampai melanggar syariat yang Islam mulia
ini.
Al
Fatih juga manusia, sama seperti kita yang juga berjuang dan
berdakwah demi tegaknya izzul Islam wal muslimin. Hanya mungkin kalau
kita mau bertanya pada diri kita, sudah sejauh mana upaya kita untuk
dapat mewujudkan bisyaroh nubuwah tegaknya kembali Daulah Khilafah
‘Alaa Minhajin Nubuwah. Jika hanya untuk menaklukkan “sebuah
kota” al Fatih sudah melakukan persiapan sejak dini dengan bermacam
aktivitas untuk mengasah kemampuannya dan amal ibadah untuk selalu
dekat dengan Allah, Bagaimana dengan kita yang memiliki cita-cita
untuk menegakkan kembali Daulah Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwah?
Pemuda
yang berani menasehati pemimpin
Pada
saat usianya masih belia, al Fatih sudah mendapatkan amanah untuk
memimpin ibu kota Negara Khilafah menggantikan ayahnya Sulthan Murad
II yang pergi beruzlah untuk bertaqorub kepada Allah. Ia laksanakan
amanah itu dengan penuh tanggung jawab. Pada saat melaksanakan amanah
ini, al Fatih mendapatkan serangan dari Pasukan Salib di
Varna-Bulgaria. Terdesak karena masih minimnya jam terbang dalam
menjalankan pemerintahan, kemudian ia meminta ayahnya untuk turun
membantunya, namun ayahnya selalu menolaknya. Beberapa kali ia
mengirim surat kepada ayahnya, namun bantuan yang diharapkan tak
kunjung datang. Akhirnya, al-Fatih menulis surat kepada ayahnya yang
isinya
Siapakah
yang saat ini menjadi sulthan Saya atau ayah?
Kalau
ayahanda yang menjadi sulthan, maka seharusnya seorang pemimpin
berada di tengah rakyatnya dalam situasi seperti ini
Kalau
Saya yang menjadi sulthan, maka sebagai pemimpin, saya perintahkan
ayahanda sekarang juga untuk datang kemari ikut memimpin pasukan
membela rakyat.
Jiwa
pemberani untuk mengkoreksi pemimpin seperti yang pernah dilakukan al
Fatih perlu untuk kita adopsi, apalagi di saat para pemimpin di
negeri ini tidak menerapkan Syariat Islam, sering mendzolimi umat dan
banyak yang bermaksiat kepada Allah. Bukankah Rasulullah saw pernah
bersabda :
سَيِّدُ
الشُّهَدَاءِ
حَمْزَةُ
بن
عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ وَرَجُلٌ
قَامَ
إِلَى
إِمَامٍ
جَائِرٍ
،
فَنَهَاهُ
وَأَمَرَهُ
،
فقتلُه
“Pemimpin
para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan seseorang yang
berdiri dihadapn pemimpin zhalim dan tidak adil, lalu dia mengajak
dan mencegahnya hingga ia dibunuh.” (Al-Hakim dan At-Thabrani)
Ada
yang berminat?
Catatan
prestasi emas al Fatih
Keseriusan
al Fatih dalam mewujudkan cita-cita untuk menaklukkan konstantinopel
juga diikuti dengan berbagai catatan prestasi emasnya, diantaranya :
- Semenjak aqil baligh hingga meninggal dunia al Fatih tidak pernah meninggalkan sholat rowatib dan sholat tahajjud;
- Menjadi gubernur ibu kota daulah khilafah pada usia 21 tahun;
- Menguasai 7 bahasa pada usia 23 tahun;
- Membentuk Pasukan Inkisaria, sekitar 40.000 pasukan elit dengan program pelatihan terpadu sejak kecil dilatih fisik, akademis, strategi perang, ilmu ushul fiqh, dan semua disiplin ilmu lain. Setengah pasukan al-Fatih selalu melaksanakan tahajjud pada malam hari
- Pada tahun 1452 M, al Fatih membangun benteng Rumeli Hisari dengan tinggi 82 meter, dengan 5000 pekerja selesai dalam waktu 4 bulan
- Membuat The Great Turkish Bombard (first Supergun)
- Bersama pasukannya mampu memindahkan 70 kapal perang dari Selat Bosphorus menuju Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam dengan menggunakan tekhnologi yang ada pada waktu itu.
- Tepat pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M adalah “tanggal keramat” bagi bangsa Eropa karena pada tahun inilah al Fatih mendapat pertolongan dari Allah, berhasil mewujudkan bisyaroh nubuwah untuk menaklukan Konstantinopel setelah melewati 54 hari pertempuran dan 825 tahun penantian.
Khutbah
meraih kemenangan
Sebelum menaklukkan
Konstantinopel, ada khutbah yang disampaikan al Fatih untuk selurh
pasukannya :
“Jika
penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW
telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah
terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah
menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan.
Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa
kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian
dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan
syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka
yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak
mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya
mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak
berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”
Dari khutbah diatas
telah jelas bahwa al Fatih sadar bahwa kelak jika Ia berhasil
menaklukkan Konstantinopel, hal itu semata-mata hanya atas
pertolongan dan izin dari Allah SWT, bukan karena kemampuan strategi
perang, kekuatan pasukan atau senjatanya. Maka al Fatih berpesan:
“Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu
didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar
syariat yang mulia ini.”
Wasiat
dari al Fatih
Menjalani hari-hari
terakhirnya setelah diracun, Muhammad al-fatih merasaan kematian
mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa
bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa
yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi
tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia
muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua,
hari itu ia merasa layak bicara. Bila ia harus mencari alasan,
mungkin hanya satu : ia telah bekerja.
Tiga puluh satu
tahun setelah dilaluinya dalam pegabdian, kerja, karya, yang luar
biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah
semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya,
sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan
kepemimpinannya. Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat:
“Aku
sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena
aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang
adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu,
tanpa kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena
sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi.
Dahuluklan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah
kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat
jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agama, yang tidak
menjauhi dosa besar, dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu
bid’ah yang merusak. Jagalah setap jengkal tanah islam dengan
jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan sampai binasa. Janganlah
sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali dengan cara
yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah
mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah penghormatanmu untuk
siapa yang memang berhak.”
“Ketahuilah,
sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara,
maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka yang
tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah
keperluan mereka.”
“Berhati-hatilah,
waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara.
Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan
sampai engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan
ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kta, hidayah
itulah jalan kita. Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.”
“Ambilah
dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut
kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di
jalan yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam
ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara,
berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya.
Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.”
Itulah wasiat
al-Fatih. Ia telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah dan mengukir
prestasi yang insya Allah layak dibanggakan dihadapan Allah SWT
dengan membuktikan pada dunia melalui usaha yang nyata. Kini tinggal
kita wahai Saudaraku, yang akan merealisasikan hadits Rasulullah SAW
“….tsumma takuunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah” dengan
fikrah Islam dan thoriqah Rasulullah sebagai senjata kita, akan
segera kita taklukkan atas izin Allah, ideologi Kapitalis yang saat
ini sebagai benteng kuat di benak seluruh penguasa kaum muslim, dan
kita dirikan diatas puing-puingnya Negara KHILAFAH ISLAMIYAH!!!
ALLAHU AKBAR!!!
Wallahu a’laam
bishowab.
Silahkan tinggalkan jejak dengan memberikan Komentar.......
Dokumentasi Kegiatan Foto-Foto Training Motivasi bersama Coach Sabran disini 👉👉👉www.muhammad-sabran.com/2011/08/hubungi-saya.html
Hormatku
Coach Sabran🙏
Posting Komentar untuk "Inspirasi Muhammad al-Fatih"