Karena Surga Itu Manis
Jika ditanyakan kepada manusia,
pilih surga atau neraka? Dengan informasi yang seadanya, dengan bekal informasi
bahwa surga itu nikmat dan neraka itu menyeramkan, maka dengan lantang pasti
akan memilih surga. Tapi, tahukah kita bahwa jalan menuju surga itu sulit dan
jalan menuju neraka begitu mudah?
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya
Rasulullah saw. Bersabda (yang artinya): “Ketika Allah menciptakan surga,
Dia berfirman kepada Jibril, ‘Pergi dan lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi
untuk melihatnya. Jibril kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu,
tidak seorang pun mendengar (tentang surga itu) kecuali dia (ingin)
memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (surga) dengan
kesulitan-kesulitan (untuk mencapainya) dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai
Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya.
(Jibril) kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, sungguh aku
khawatir tidak seorang pun yang (dapat) memasukinya’.”
Rasulullah saw. juga bersabda: “Tatkala
Allah Ta’ala menciptakan neraka, Dia berfirman, ‘Wahai Jibril! Pergi (lalu)
lihatlah (neraka itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. (Jibril) kembali
seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemuliaanMu, tidak
seorang pun mendengar (tentang neraka itu) kecuai ia tidak berkeinginan untuk
memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (neraka itu) dengan
keinginan-keinginan syahwati dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai Jibril! Pergi
dan lihatlah neraka itu’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Kemudian ia
kembali dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemualiaanMu,
sungguh aku khawatir bahwa tidak akan tersisa seorang pun kecuali akan
memasukinya’.” (dalam penjelasan kitab Sunan Abu Daud, hlm.
13-14)
Selama hidup adalah ujian
Surga dan neraka adalah ganjaran
bagi manusia sesuai dengan perbuatan atau amalannya selama di dunia. Bro en
Sis, di sekolah atau di tempat kerja kita bisa berprestasi dalam belajar dan
karir kita. Mereka yang berprestasi akan diganjar dengan berbagai macam
penghargaan dan fasilitas yang baik. Allah Swt. menjadikan surga sebagai
ganjaran bagi manusia yang bertakwa, dan neraka menjadi ganjaran yang pas bagi
manusia yang membangkang perintahNya. Dan, perlu ditekankan bahwa hidup di
dunia ini setiap detiknya adalah ujian. Ujian yang hasilnya akan
dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat. Itu artinya, setiap
hari kita harus menerima dan mengatasi berbagai ujian yang diberikan oleh Allah
Swt.
Jangan bayangkan bahwa ujian selalu
hal yang pasti sulit dan menderita, adakalanya ujian yang diberikan Allah Ta’ala
justru kita rasakan sebagai nikmat dan istimewa. Memang benar, ujian yang
mendera kita berupa rasa sakit dan kesulitan ekonomi seringkali membuat kita
harus lebih banyak bersabar dan berdoa untuk tidak terjerumus ke dalam
kemaksiatan dan kekafiran. Tapi, jangan bayangkan pula jika kita diberikan
kesehatan, kekayaan dan kekuasaan adalah semata sebagai kebahagiaan, karena
sejatinya itu juga merupakan ujian dari Allah.
Nikmat kesehatan yang diberikan
Allah Swt itu apakah akan mengantarkan kita untuk bersyukur atau malah
sebaliknya, untuk ingkar kepada Allah? Nikmat kekayaan dan kekuasaan yang kita
rasakan, apakah akan membuat kita bersyukur atau malah sombong dan dengan bebas
menggunakan harta yang kita miliki untuk suka-suka tanpa aturan syariat Islam?
Dengan kenyataan seperti ini, maka pantas jika kesehatan, kekayaan dan
kekuasaan pun termasuk bagian dari ujian yang Allah berikan. Bergantung
manusianya, apakah akan bersyukur atau malah kufur. Firman Allah Swt. (yang
artinya): “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya
azabKu sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7)
Memang banyak orang yang tak tahan
dengan penyakit yang diderita dan kemiskinan yang mendera mereka sehingga mengambil
jalan pintas untuk bunuh diri demi mengakhiri hidupnya yang menanggung rasa
sakit yang berat, atau tega berbuat maksiat dengan cara menjarah harta yang
bukan miliknya demi memenuhi kehidupan ekenominya yang tak kunjung menunjukkan
grafik yang meningkat
Begitu pun bagi sebagian dari kita
banyak yang tidak tahan menghadapi ujian berupa kesehatan, harta yang banyak
dan juga kekuasaan. Jangan-jangan, kesehatan tubuh dan kekuasaan ternyata malah
membuat kita merasa sombong, sebagaimana halnya dengan Fir’aun yang menganggap
dirinya sebagai Tuhan, karena selama hidupnya memang dia nyaris tak pernah
sakit berat ditambah pula dia memang punya tahta dan harta. Klop. Fir’aun jadi
sombong. Sehingga ketika Musa mengajaknya untuk beriman kepada Allah, Fir’aun
malah mendustakannya dan bahkan mendurhakainya. Allah Swt membeberkan kisah ini
dalam firmanNya (yang artinya): “dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah
keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”. Dan kamu akan
kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepadaNya?”. Lalu Musa
memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan
mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia
mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya)
berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan
azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (QS an-Naazi’aat
[79]: 18-26)
Ini kian meneguhkan bahwa selama
kita masih hidup, ujian akan datang menghampiri kita selama itu. Karena hidup
itu sendiri adalah ujian. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan menjadikan
kehidupan ini lebih bermakna berlandaskan keimanan kepada Allah Swt. Dzat yang
telah menciptakan kita dan seluruh alam ini, termasuk surga dan neraka.
Itu sebabnya, jika kita ingin masuk
surga, ada jalan yang harus kita lalui. Meski banyak rintangan, bukan berarti
kita mundur untuk melaluinya. Karena surga begitu manis. Jangan pula tergoda
memilih jalan yang bertabur syahwat meski itu sangat menyenangkan, karena pada
akhirnya akan mengantarkan kita menuju neraka. Semua sudah dalam kekuasaan
kita, apakah lebih memilih untuk masuk surga atau neraka. Dengan adanya pilihan
tempat kembali di akhirat kelak, ini membuktikan bahwa dunia ini memang ujian
dan Allah Swt. hanya akan memberikan tempat yang layak kepada mereka yang
berhasil mengikuti petunjukNya. Sebaliknya Allah akan memberikan tempat yang
buruk, yakni neraka bagi siapa saja yang menentangNya dan mendurhakaiNya.
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim disebutkan hadist yang diriwayatkan Abu Said al-Khudri ra bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Surga dan neraka mengajukan protes. Surga
berkata, ‘Ya Tuhanku, kenapa yang masuk ke dalam surga hanya orang-orang yang
lemah dan orang-orang kelas gembel?’ Neraka berkata, ‘Ya Tuhanku, kenapa yang
masuk ke dalam neraka ini hanya orang-orang yang kejam dan sombong?’ Allah
berkata, ‘Surga, engkau adalah rahmatKu yang Aku berikan denganmu siapa saja
yang Aku kehendaki. Dan neraka, engkau adalah siksaKu yang Aku berikan denganmu
siapa saja yang Aku kehendaki. Setiap masing-masing dari kalian mempunyai
penghuni’.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tamasya ke Surga, hlm. 15)
Kumpulkan pahala berharap surga
Surga adalah tempat yang eksklusif
alias hanya disediakan dan diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan
beramal shalih. Tidak semua manusia bisa masuk ke surga. Itu artinya, untuk
mendapatkan ‘tiket’ ke surga harus mengikuti syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah Swt. Sang Pemilik surga itu sendiri. Dan, tentunya Allah
Swt. juga berhak dan berkuasa penuh untuk memasukkan manusia ke dalam neraka.
Jangan khawatir, Allah Swt. tak mungkin salah dalam mengkalkulasi amalan kita.
Catet, Bro.
Bro en Sis, ketika begitu banyak
informasi tentang keindahan dan kenikmatan yang ditawarkan surga sebagaimana
janji Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman, pantas bagi kita untuk segera
dengan semangat menjadi pribadi-pribadi yang terbaik dalam iman, ilmu dan amal
shalih. Tentu, agar Allah Swt. sayang dan cinta kepada kita semua dan memasukan
kita ke dalam surgaNya. Insya Allah.
Kita berharap, berdoa, dan berusaha
sekuat mungkin agar kita bisa meretas jalan menuju surga dengan mudah dan
sukses. Semoga Allah Swt. menanamkan keimanan dan ketakwaan yang kokoh
dalam diri kita sebagaimana yang Allah berikan kepada Muhammad saw. dan para
sahabatnya. Semoga Allah menancapkan keberanian yang hebat dalam membela Islam
sebagaimana telah Allah tancapkan keberanian membela Islam kepada para pejuang
Perang Badar. Semoga Allah memberikan kemenangan kepada dakwah Islam yang kita
gelorakan saat ini, sebagaimana kemenangan yang telah Allah berikan kepada
Muhammad saw. dan para sahabatnya di setiap peperangan yang dimenangkannya.
Semoga kita menjadi hamba-hambaNya
yang pandai bersyukur dan senantiasa gemar melakukan amal shalih. Semua
manusia menginginkan surga jika kenikmatannya begitu luas, indah, dan
menyenangkan. Tapi, hanya manusia pilihan saja yang bisa meraihnya. Semoga kita
adalah manusia pilihan Allah yang bisa menikmati surgaNya. Amin.
Yuk, sebagai anak yang aktif ngaji
dan aktif dakwah wajar dong inginkan surga. Karena itu adalah memang janji
Allah Swt. untuk mereka yang beriman dan beramal shalih ketika di dunia. Meski
kini kehidupan yang kita jalani pahit terasa, insya Allah pada akhirnya akan
berbuah manis. Semangat,Bro!
Sumber : gaulislam
edisi 159/tahun ke-4
Silahkan tinggalkan jejak dengan memberikan Komentar.......
Dokumentasi Kegiatan Foto-Foto Training Motivasi bersama Coach Sabran disini πππwww.muhammad-sabran.com/2011/08/hubungi-saya.html
Hormatku
Coach Sabranπ
Posting Komentar untuk "Karena Surga Itu Manis"